Rabu, 17 Juni 2009

Trik Menghilangkan Pesan Windows Genuine Advantage

Hampir 100% Operation System (OS) Windows yang digunakan di Indonesia adalah bajakan.
Bersyukurlah kepada para pembajak yang memungkinkan Anda untuk membeli cd software dengan harga murah.

Pada windows xp bajakan, jika kita online dengan menggunakan pc atau notebook kita, maka pihak Microsoft akan men-detect bahwa windows yang kita gunakan adalah bajakan. Untuk itu, pihak Microsoft memberitahu Anda bahwa Anda telah tertipu karena memakai software windows bajakan (padahal dari awal udah tahu) dengan memunculkan pesan wga(windows genuine advantage) pada saat Anda menghidupkan dan mematikan pc/notebook Anda.
Umumnya kasus ini terjadi karena automatic updates Anda aktif pada saat Online. Jadi pastikan anda mematikan Automatic Updates jika anda sudah berhasil mengikuti trik berikut ini.


Baiklah, silahkan ikuti langkah - langkah berikut:

1. Buka task manager (ctrl+alt+del) (ctrl+shift+esc)
2. Matikan proses (end process) "wgatray.exe"
3. Restart PC/Notebook anda, lalu masuk ke menu safe mode (tekan f8 pada saat logo microsoft ditampilkan)
4. Pada Safe Mode, buka Registry Editor (run-regedit-enter)
5. Jika sudah berada di regedit, cari

HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\microsoft\windowsNT\CurrentVersion

\WinlogonNotify



jika sudah ketemu, hapus folder "WINLOGON"

6. Restart kembali dan log on seperti biasa.

Selesai.

Hal ini saya lakukan kira - kira setahun yang lalu dan berhasil.
Jika ada masalah silahkan di comment, atau hubungi saya via e-mail.
Semoga membantu.

Selasa, 16 Juni 2009

Tidak Adanya Program Pemerintah Untuk Memotivasi Pendidikan di Indonesia

Indonesia memiliki potensi dalam segala bidang. Kita punya tokoh - tokoh yang dapat dikatakan master dalam bidang sains, teknologi, ekonomi, hingga bidang sulap sekalipun.
Tetapi pendidikan di Indonesia masih berada di urutan yang sangat memalukan untuk disebutkan. Mengapa hal ini dapat terjadi? Bukankah sudah ada pendidikan gratis dari pemerintah?
Memang Program sekolah gratis telah berhasil dilaksanakan. Tetapi, apakah semua anak yang seharusnya berada di bangku sekolahan memiliki semangat untuk bersekolah? Apakah mereka siap memakai seragam sekolah? Apakah mereka siap bertempur dengan alat tulis dan buku? Tidak. Kebanyakan mereka yang belum memanfaatkan program sekolah gratis belum siap untuk itu. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sudah berstatus pelajar masih bingung akan tugas utamanya di sekolahan.
Misalnya, banyak pelajar yang lebih memilih untuk mengikuti dunia mode, daripada mengikuti perkembangan pelajarannya. Dunia mode disini dapat berarti fashion terbaru, musik yang lagi nge-trend, game terbaru, dll. Mereka lebih memikirkan merk baju apa yang akan dibelinya bulan depan daripada hasil belajarnya bulan depan.
Untuk mereka yang belum bersekolah, mungkin mereka lebih memilih untuk membantu orang tuanya yang kesusahan (mengamen, menjadi pengemis). Dalam kasus ini mereka lebih memikirkan lagu apa yang akan dibawakan besok agar menarik simpati orang - orang di angkot daripada mencari tahu cara membaca dan menulis.
Saya hanya mengambil contoh dari apa yang saya lihat. Kebanyakan para pengamen jalanan dan pengemis adalah anak yang seharusnya berada di bangku sekolahan. Saya yakin, masih banyak persoalan seperti ini walau dengan kasus yang berbeda. Mungkin di pelosok sana ada yang membantu orangtuanya menjual koran, berjualan, atau membajak sawah.

So, back to the point.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Mengapa tidak ada semangat bagi mereka untuk menjelajahi dunia pendidikan yang begitu menarik?
Let me ask you a question.
Anda Pasti Punya Televisi di rumah bukan ? Ya!...Saya yakin jawaban anda adalah ya!
Bisa dikatakan 90% penduduk Indonesia memiliki televisi.
One more Question.
Apa program kesukaan Anda?
Reality Show?
Berita kriminal?
Gosip?
Film box office?
Acara Musik?
Apapun itu, anda tidak akan menemukan program pendidikan disitu.
Kemana perginya program Digital LG Prima, cerdas cermat antar sekolah, Indosat Galileo, dan program pendidikan yang lainnya?
Apakah anda menemukan program yang dapat memotivasi anak anda, adik anda, atau bahkan anda sendiri di acara televisi saat ini? Tidak. Karena itulah, mengapa mereka dan anda mendapatkan informasi terbaru mengenai lagu yang baru saja dirilis ST 12, tetapi tidak tahu mengapa asam dan basa menghasilkan garam. Mereka dan anda cepat mengingat berapa kali para artis bercerai, tetapi tidak ingat rumus phytagoras yang diajarkan di SMP.
Well, that's the point.
Orang - orang pasti tersugesti dengan apa yang dilihatnya setiap hari. Setiap hari orang melihat para band - band murahan Indonesia yang kebanyakan memplagiasi lagu tampil di acara musik kesukaan mereka, dan mereka suka. Setiap hari melihat reality show yang sudah di skenario, dan percaya itu benar - benar real. Untuk anda yang pernah menyaksikan program pendidikan seperti yang saya sebutkan di atas, coba bayangkan perasaan anda jika menyaksikan acara Digital LG Prima dengan acara Be A Man? Atau bandingkan acara Indosat Galileo dengan acara reality show yang tidak seberapa itu? Bayangkan jika suatu saat seorang teman kenalan, saudara atau mungkin anda sendiri yang bermain di acara pendidikan tersebut dan MENANG! Wow, betapa bangganya.
Setiap orang yang melihat pasti akan termotivasi untuk menjadi pemenang, untuk belajar lebih giat. Para orang tua akan memotivasi anaknya, para pelajar akan termotivasi untuk lebih giat dan serius dalam menjalankan stasusnya. Pemikiran orang akan lebih terbuka lagi dalam menerima hal - hal baru yang berbau positif. Orang - orang akan berhenti berkata"Wah, kangen band mengeluarkan album baru" dan akan mulai berkata"Wow, ternyata Betelgusa dan Antares adalah dua bintang terbesar di jagat raya".

Setahu saya, hingga saat ini Pemerintah belum mencanangkan peraturan yang mewajibkan adanya program pendidikan di stasiun televisi. Di saat - saat pemilu seperti ini, banyak Capres yang mengatakan visi dan misinya dapat memajukan Indonesia dari sudut pandang mereka masing - masing. Tetapi menurut saya, tidak akan ada gunanya jika generasi penerus bangsa masih terlantar dan tidak punya jati diri seperti sekarang ini. Jika ada Capres yang memasukkan program pendidikan di televisi, dan membuat kompetisi cerdas cermat antar sekolah se-Indonesia dalam program kerjannya, pasti akan saya coblos mukanya...eh...maksud saya akan saya contreng di saat pemilu. Saya yakin banyak di antara anda orang - orang yang berpikir maju setuju dengan pendapat saya. Dan juga sebaliknya. Untuk itu mari saling sharing agar kita menambah wawasan setiap hari.